I Designed Our Wedding Invitation

Punya impian untuk membuat undangan pernikahanku sendiri. Undangan pernikahan dengan tema rustic & romantic terbuat dari handmade paper dan dilengkapi dengan wax seal.

Awalnya, desain yang ingin saya buat adalah undangan yang lengkap semacam desain @writtenwordcalligraphy atau @truffypi dan semacamnya. Tapi setelah saya pikir lagi, daripada buang-buang kertas for the sake of aesthetic, saya memutuskan untuk membuat desain yang sederhana dan tidak memakai bungkus plastik. Dari rencana berlembar-lembar kertas dalam satu undangan menjadi satu lembar undangan. Kalo bisa ngga usah pake undangan fisik, tapi ya nggak mungkin kan ya.

Kemudian saya mencari info cara digitize calligraphy, maklum saya belajar sendiri, nggak ikutan sekolah desain. Akhirnya ketemu cara digitize calligraphy di skillshare. Tutorialnya lumayan panjang, tapi hasil akhirnya rapi banget. Sayangnya nggak punya wacom, jadi ya agak lama prosesnya. Harus sabar :)

Tantangannya ketika bikin undangan sendiri adalah waktu. Waktunya tidak banyak untuk desain. It wasn’t easy if you prepare your wedding by yourself, belum lagi kerjaan.

Selain masalah waktu, ada lagi masalah lain yang bikin saya cukup stress. Desain udah jadi, tapi nggak ada yang mau nyetak undanganku itu rasanya… ditolakin beberapa percetakan alasannya takut salah, dan lain-lain. Berkat bantuan mba fotografer (dan juga calligrapher) @ellasoejono yang baik hati, akhirnya saya menemukan percetakan yang bisa mencetak undangan tersebut.

Memang ya kalo mau nikah itu ada aja cobaannya, salah satu cobaan saya adalah kertas yang saya inginkan nggak ready stock! Akhirnya harus nunggu seminggu, itu pun akhirnya kertasnya campur-campur, nggak satu jenis kertas. Tapi mirip sih, bedanya ada yang dikasih emas dan ada yang warnanya agak putih. Yasudahlah, yang penting jadi.

Ada satu lagi yang bikin saya capek: nempelin wax seal! Ternyata nggak semudah yang dilihat. Sempet begadang berhari-hari untuk nempelin wax seal ke undangan sebanyak 600. Karena udah mepet waktunya, mau nggak mau harus dikebut.

Bikin undangan yang super simple di Indonesia harus siap dinyinyirin. LOL. Dan memang sudah siap dinyinyirin. Ada yang bilang, “Kok cuma gini? Ngga ada petanya?” dan seterusnya. That’s okay, I understood that they didn’t really know what they were saying.

Meskipun ada yang nyinyirin undanganku, tapi saya bangga bisa bikin undangan pernikahan yang selalu saya impikan. Selain lebih hemat, banyak kertas yang tidak terbuang sia-sia. Memang kalo dihitung-hitung, lebih murah desain sendiri tapi kalo nggak mau ribet mending sewa desainer aja yang sesuai keinginanmu (bedanya jauh lho).

Well, I hope my life is happy forever just like plastic, last forever.

Dari pengalamanku membuat undangan sendiri, aku mau kasih beberapa tips:

  • Jangan mepet! But the power of kepepet give you more power to do everything.

  • Research first. Cari tau dulu kira-kira ada nggak ya yang mau nyetak undanganmu.

  • Bikin timeline yang detail.

  • Cari vendor yang terpercaya.

Vendor yang saya pakai untuk membuat undangan ini:

Semoga postingan ini bermanfaat untuk kamu yang mau bikin undangan pernikahan sendiri!

Winny Irmarooke

Trying to live sustainably.

https://winnyirmarooke.com
Previous
Previous

Menstrual Cup Review

Next
Next

Pre-wedding Photoshoot in Bandung