Mengapa Saya Memilih Produk Kecantikan yang Cruelty-Free
Sejak kecil, saya dididik untuk mencintai hewan oleh orang tua saya. Selain itu, saya selalu nonton program TV tentang dunia fauna setiap hari bersama ayah saya sehingga saya cukup hapal nama-nama hewan. Keberadaan hewan sangatlah penting untuk ekosistem bumi ini. Manusia tidak bisa hidup tanpa adanya hewan-hewan tersebut.
Ketika saya sudah dewasa, saat umur 20an, mulai banyak produk kecantikan yang saya gunakan setiap hari. Mulai dari sabun cuci muka, serum, sampai foundation. Saya menggunakan sesuka hati saya, sesuai budget saya. Tidak pernah memikirkan bagaimana proses produk tersebut bisa sampai di tangan saya.
Kemudian, saat saya sedang browsing internet, tiba-tiba saya menemukan website tentang kekejaman di balik dunia kecantikan. Akhirnya saya mengetahui bahwa di balik gemilau dunia kecantikan banyak sekali hewan yang disiksa untuk uji coba produk tersebut sebelum masuk ke pasaran.
Lalu saya berpikir, “Apakah kecantikan yang saya inginkan dengan menggunakan produk tersebut sepadan dengan rasa sakit yang dialami hewan-hewan tersebut ya?”
Hewan-hewan yang disiksa untuk uji coba pun beragam—mulai dari anjing, monyet, kelinci, babi, tikus, kucing, burung, ikan, dan lain-lain.
Meskipun saya membenci tikus, bukan berarti saya ingin mereka punah. Sebisa mungkin saya menghindari tikus atau mengusirnya.
Hanya negara-negara Eropa yang melarang pengujian hewan terhadap produk kosmetik. Sedangkan di Indonesia sendiri tidak ada larangan untuk pengujian hewan untuk produk kosmetik.
Definisi produk halal bagi saya adalah tidak ada pihak yang tersakiti dalam proses pembuatan produk tersebut.
Namun, batasan cruelty-free menurut saya juga tidak hanya pada hewan tapi juga pada manusia.
Kondisi tempat kerja yang layak, gaji layak, serta jaminan hidup yang layak untuk pekerja bisa dipertimbangkan sebagai label cruelty-free atau tidak.
Apakah bisa produk tersebut dibilang cruelty-free karena tidak diuji pada hewan tapi produk tersebut dibuat dalam kondisi yang tidak layak serta pekerja tidak mendapat upah yang sesuai?
Bagaimana Cara Mengecek Produk Tersebut Cruelty-Free atau tidak?
Untuk mengecek apakah produk yang kamu gunakan cruelty-free atau tidak, kamu bisa kunjungi situs Cruelty-Free Kitty. Pada web tersebut, Cruelty-Free Kitty membuat daftar brands yang bisa dijamin tidak melakukan uji coba pada hewan.
Yang harus kita ketahui juga adalah brands mungkin menulis klaim bahwa mereka tidak melakukan uji coba pada hewan, namun pada kenyataannya mereka menjual produk mereka ke negara-negara yang mewajibkan uji coba pada hewan.
Brands tentu saja akan melakukan segala cara untuk mengalihkan isu cruelty-free, mulai dari menggunakan public figure favorit masyrakata sebagai brand ambassador, bergabung dengan campaign ini-itu, menggunakan material daur ulang, dan lainnya.
What We Can Do
Ini adalah saat yang tepat untuk beralih menggunakan produk kecantikan yang cruelty-free. Namun bukan berarti kita harus membuang semua produk yang kita punya karena tidak cruelty-free. Menurut saya, tetap harus digunakan sampai habis atau jika dimungkinkan kita bisa menyumbangkan produk-produk tersebut ke orang lain.
Namun, jika ternyata kamu alergi terhadap sesuatu dan hanya bisa menggunakan produk yang tidak cruelty-free menurut saya tidak apa-apa. Ada hal yang tidak bisa dikendalikan, contohnya alergi atau penyakit. Tapi sebisa mungkin untuk mengurangi atau menghindari produk yang cruelty-free.
Animals shouldn't be the victims of my beauty. Let animals be animals.